Nuzuli Rohmah

Blitar- Senin, (22/04) MTsN 1 Blitar menggelar upacara peringatan Hari Kartini di lapangan utama MTsN 1 Blitar. Acara ini diikuti oleh seluruh warga MTsN 1 Blitar. Seluruh petugas upacara kali ini adalah perempuan. Pembina upacara adalah Waka Humas MTsN 1 Blitar, Ita Pradita, S.E., M.Pd.I.

Kegiatan ini merupakan salah satu wujud emansipasi perempuan. Pada zaman penjajahan, perempuan  tidak memiliki hak-hak untuk berdiri dalam ide pemikirannya sendiri. Perempuan terkungkung dalam bayang-bayang pemikiran laki-laki. Ada tiga pekerjaan yang melekat pada perempuan semasa penjajahan yakni macak (berdandan), manak (beranak), dan nanak (memasak). Atas perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam membuka cakrawala pemikiran perempuan Indonesia, ketimpangan pada perempuan Indonesia berangsur memudar. Pembatasan-pembatasan terhadap hak-hak perempuan kian meluluh lantah. Kini, perempuan dapat merasakan bangku sekolah, mengenyam pendidkan, menulis aksara, dan berpidato di depan. Perempuan tidak lagi terbelenggu dalam sektor domestik. Perempuan boleh bercita-cita menjadi apa saja yang mereka inginkan.

Dalam pidatonya, Waka Humas MTsN 1 Blitar, Ita Pradita, S.E., M.Pd.I., menyampaikan  bahwa MTsN 1 Blitar mendukung emansipasi perempuan dan keseteraan gender dengan memberikan kesempatan terhadap anak-anak perempuan MTsN 1 Blitar untuk mengasah bakat dan potensi sesuai minatnya masing-masing sebagaimana dengan anak laki-laki. Program Madrasah Ramah Anak, MTsN 1 Blitar terus berusaha mendidik dan menciptakan lingkungan madrasah yang ramah terhadap perempuan, terhindar dari kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan.

“Kita adalah perempuan muslim yang tetap menerapkan kaidah-kaidah islamiyah. Semoga anak-anak perempuan di sini salihah. Bagi anak laki-laki di sini, semoga saleh dan semoga teriaknya sekuat nyalinya.” Ucap Waka Humas di akhir pidatonya.

Penulis: Nuzuli Rohmah, S.Pd.
Penyunting: Ita Pradita, S.E., M.Pd.I